Bukankah pernah kukatakan bahwa aku takut kegelapan?
Bukankah kau tahu bahwa gelap itu kesepian bagiku?
Bahwa salah satu hal yang aku takutkan bukanlah hewan atau apapun, tetapi kegelapan?
Bukankah kau tahu hal itu?
Tahukah kamu alasan mengapa aku takut kegelapan?
bahwa malam tanpa cahaya itu mengerikan
Laksana timun emas dan monster yang seketika bertemu
Tak peduli keramaian, namun semu
Bahwa gelap bagiku adalah kesunyian yang paling dalam
Bahwa gelap bagiku adalah mimpi yang amat kelam
Yang mengharuskanku untuk menangis dalam diam
Karena kegelapan seperti seluruh wajah yang muram
Dan bukankah kau tahu hal ini?
Bahwa aku rela membayar apapun, asalkan aku tidak berada dalam kegelapan
Bahkan aku rela untuk berdiam diri
Bahkan aku rela untuk sendirian
Dan masih terukir jelas dalam ingatanku,
reaksi pertama yang kau berikan saat kuberitahu ketakutanku
Kau tertawa
Kamu, satu-satunya orang yang tertawa, namun menemaniku saat kegelapan menyapa
Lalu saat itu, sesuatu yang asing datang kepadaku
Sesuatu yang membuatku merasakan pendaran cahaya nyata, walaupun semu
Yang membuat tawaku terasa lain, tak lagi seperti dulu
Tawaku, untukmu
Lalu sekarang, tahukah kamu hal lain yang aku takutkan?
Tahukah kamu apa yang membuatku mampu berdiam dalam kesepian?
Tahukah kamu hal lain yang membuatku merasa jemu?
Kehilanganmu.
0 comments:
Post a Comment