Entah sudah isak keberapa di tahun ini, di beberapa malam belakangan.
Tangannya menengadah, berharap disambut Tuhan lalu dituntun-Nya jalan.
“Tuhan, bukakanlah pintu hatinya. Buat luluh lantak keangkuhannya.
Terimalah aku sebagai tanggung jawabnya. Buat dia berhenti dan lelah
membuatku terluka.”
Ia bersujud lagi entah yang keberapa kali.
Tangisnya mulai terdengar di telinganya sendiri.
“Tuhan, kalau sesakit ini yang aku dapatkan karena patah hati. Buatlah itu yang menjadi kekuatanku untuk pergi.”
Thursday, October 17, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment