Hidupku sekarang begitu sulit, sampai patah sayap-sayap asa yang seharusnya menopangku terbang.
Lantas Tuhan mengirim kamu sebagai penyeimbang.
Pelengkap segala kurang dan mengucapkan cinta dengan begitu lantang.
Namamu mungkin sengaja dibuat begitu, agar mudah kuucapkan dalam doa-doaku.
Doa-doa tentang kita, doa-doa untuk kebahagiaan kita.
Lengkung senyummu yang nantinya akan kulihat dalam garis wajah keturunanku.
Kamu selalu satu-satunya yang aku tuju.
Di Dua Puluh Empat Oktober Dua Ribu Sebelas ada harapan, keyakinan dan ketetapan hati, serta sumpah sehidup semati yang kita impikan dan cita-cita hingga disematkan di jari manisku nanti.
Aku cinta kamu, segalaku.
Sigit Batara.
Wednesday, May 1, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment