Friday, November 15, 2013

Mencintaimu begitu dalam..

Posted by Mommy Ziza at 2:06 AM 0 comments

Di ujung malam seperti ini, perempuan pada umumnya sudah berada di tempat tidur. Menarik selimutnya sampai menutup bahu untuk menghindari dingin malam yang mencekam atau dinginnya air conditioner kamar. Ini salahku jika sampai saat ini aku belum terpejam, aku selalu sulit mencari kantuk. Entah mengapa sulitnya mencari kantuk sama seperti sulitnya memahami keinginanmu. 

Saat menulis ini, aku habis memperhatikan isi chat whatsapp kita. Aku menebak-nebak kenapa kamu seperti itu dan karena itulah aku jadi terluka parah. Seharusnya tak perlu kuikuti rasa kecewa dan sakit ku, orang yang ku cintai dengan tulus kini bersikap seolah mengacuhkan ku, tidak ada pedulinya, seperti sedang memiliki perempuan lain yang dekat dengan mu hingga kamu lebih memilih dia dan apakah itu nyata atau drama belaka hanya kamu yang tau.

Begitu cepat kamu lupakan aku dan semua pengorbanan aku, atau bahkan dapatkan yang baru, Sayang. Sementara di sini, aku masih memperjuangkan hubungan kita. Aku tak temukan tangis dalam hari-harimu, nampaknya kamu terlihat baik-baik saja. Tak ada luka. Tak ada kegalauan. Tak ada duka. Kamu masih bisa tertawa, aku tak tahu pria macam apa yang kucintai dengan sangat hati-hati ini.

Hampir setiap malam atau bahkan setiap saat, aku masih sering merindukanmu. Mengingat betapa dulu kita pernah baik-baik saja. Aku pernah kaubahagiakan, kauberi senyuman, kaubuat tertawa, juga terluka. Pada pertemuan kita kemarin, kamu menggenggam tanganku memeluk ku seakan memberitahu bahwa kamu tak ingin melepaskanku. Kamu menatap mataku sangat dalam. Saat itu, aku merasa begitu spesial, merasa begitu penting bagimu. Dan, inilah salahku, mengharapkanmu yang terlalu tinggi. 

Jujur, mungkin saat ini aku memang merasa sakit dan sangat kecewa sama kamu. Aku belum bisa menerimamu meminta menjauh tiba-tiba seperti itu. Mengapa aku tak bisa menerima semua secepat kamu meminta kita berjauhan dan kamu bilang ingin memiliki hidup sendiri? Karena kamulah yang seolah ingin meninggalkanku lebih dulu. Mas, sungguh aku tak paham maumu. Apa matamu begitu buta untuk melihat bahwa aku lah orang yang mencintai mu dengan tulus, menerima mu apa adanya, hanya kaulah satu-satunya yang kuperjuangkan dan kuharapkan?

Ingat, kamu pernah bilang bahwa kamu mencintaiku seutuhnya dan ingin merencang masa depan bersamaku. Sebagai perempuan yang tentu senang diberi harapan, aku tersenyum sambil memegang tanganmu. Aku bersandar di bahumu, dan kamu memelukku. Kamu merangkulku lalu kamu bilang padaku bahwa kamu memintaku berjanji tidak akan meninggalkanmu apapun yang terjadi. Aku mengangguk dan kamu memintaku bersumpah, aku pun bersumpah. Jika kamu tau sebelum kamu memnita ku berjanji, aku sudah lebih dulu berjanji pada diriku bahwa kamu lah orang terakhir yang aku cinta dan aku akan menemanimu apapun yang terjadi nantinya. Aku berbisik di telingamu, memberitahu bahwa aku sangat menyanyangimu. Kamu membalasnya dengan berkata "aku juga sayang kamu". Kamu tahu apa yang kurasakan saat itu? Rasanya aku tak pernah ingin kehilangan kamu, bahkan membayangkannya pun aku terlalu takut.

Namun tiba-tiba, kaubilang aku ini tidak menerimu apa adanya, tidak ada pengertian, dan kamu ingin punya hidup sendiri. Tiba-tiba kaukatakan bahwa kamu meminta tidak menemui ku dihari sabtu dan minggu. Kenapa baru sekarang kamu ucapkan bahwa kebersamaan kita dan semua pengorbananku seperti tidak ada artinya? Selama ini kamu ke mana? Selama kamu begitu rajin bilang cinta dan rindu, apakah saat itu kamu tak menyadari semua pengorbananku?

Aku mencitaimumu begitu dalam, apakah kamu mencintaiku sedalam aku mencintaimu?

Thursday, November 14, 2013

I Can’t Be Perfect.

Posted by Mommy Ziza at 10:54 PM 0 comments
Siapa sih manusia yang sempurna?
Engga ada.
Sama aja kayak saya,
Sama aja kayak kamu, kayak kalian.
Belakangan saya semakin merasakan ketidaksempurnaan itu dibanding hal-hal lain yang pernah terjadi sebelumnya.
Saat pacar saya bilang tentang kekurangan-kekurangan saya, saya tidak pengertian dan lainnya.
Padahal saya sudah coba lakukan yang saya bisa dan jadi yang terbaik.
Saat dia berada didekat saya 3 bulan terakhir.
Saya berusaha mengurusnya, menjaganya, merawatnya, mencintainya sebisa mungkin dan setulusnya.
Padahal ini kali pertama saya turun tangan untuk mengurus, menjaga, merawat, mencintai seorang laki-laki setulusnya
Bahkan sebelum dia berada dekat saya, saya pun sebisa mungkin menjaganya.
Khawatir jika dia belum sampai rumah, panik saat dia sakit. Sesibuk apapun waktu saya, sejauh apapun jaraknya, setidak diinginkan saya disana, saya tetap menengok dan merawatnya. Bahkan saat waktu dia mengabarkan saya harus dirawat betapa khawatir dan paniknya saya, malam itu saya menangis tidak henti sampai mama saya bilang "sabar mbak, besok kesana ya mbak. malam ini siapin keperluan untuk massigit besok", dengan dibantu mama dan ayah saya menyiapkan yang harus dibawa, sampai saya kerja bawa keperluannya dan naik bis kesana yang baru pertama kali saya naik bis ketempat yang baru saya kunjungi, sesampainya betapa sedihnya saat melihat dia terbaring dirumah sakit, menginap, menemaninya dan menjaganya, saya berusaha bergerak cepat untuk mengambil obat, untuk menyendokkan dan menyuapi makannya. Sedih melihat dia merintih sakit dan meminta saya elus, saat dia terlelap saya menangis melihat orang yang saya cintai sakit, tidak saya biarkan diri saya tidur pada saat itu, terus mengelusnya, berdoa dalam hati saya, sholat malam meminta kesembuhannya. Sampai alhamdulillah dia sembuh.
Jujur itu pertama kalinya saya melakukan seperti itu, itu karena saya sangat mencintainya. Padahal sebelumnya saat saya sendiri sakit, saya tidak bisa mengurus diri saya, saya menyerahkan semuanya untuk diurus ke orang tua saya tapi untuk orang yang saya sangat cintai saya belajar merawatnya sebisa saya walau saya banyak salah.
Tapi tiba-tiba, lagi-lagi ada hal yang harus saya lakukan dan belum pernah dihadapi sebelumnya.
Selalu ada yang pertama untuk segala hal.
Untuk semua usaha saya, selalu masih ada aja kesalahan yang saya buat tapi fatal menurutnya.
Sampai seolah dia melupakan semua usaha saya.
Dia menunjukkan ketidaksenangannya, dia bilang saya tidak pengertian dan tidak menerima dia apa adanya.
Sedih? Pasti.
Saya langsung merasakan bahwa semua yang saya lakukan adalah salah.
Misal dari sepuluh kali suapan yang saya berikan adalah benar, lalu dengan satu kali saya salah, berarti kemarin yang saya lakukan dengan benar juga tidak ada artinya.
Menyebalkan? Iya.
Lalu kemana pengorbanan saya selama ini? saya selalu berusaha menerima dia apa adanya, meneminya dalam kondisi apapun, susah senang terpuruk bangkit sakit bahagia, apapun kondisinya saya selalu menemaninya sesuai 2 tahun lalu yang dia minta saya berjanji tidak akan meninggalkannya apapun yang terjadi. Apa saya masih tidak bisa menerima dia apa adanya?
Saat dia berada didekat saya, saya selalu berusaha menemaninya, saya tidak mau dia kesepian. 3 bulan terakhir saya bahagia, bisa belajar mengurusnya sepenuh hati saya, sebisa saya walau saya banyak salah, dari menyiapkan bekal untuknya setiap pagi, mulai bisa memasak, membuat kan fia bakso saat hujan dan dia menonton bola, bercanda seharian, dan banyak hal yang tidak bisa saya jelaskan. Apakah itu semua artinya saya membebankan dia?

Ketahuilah bahwa saya berusaha semampunya untuk menjadi benar — walaupun tidak bisa sempurna.
Maaf saya untuk ketidaksempurnaan itu.
Maaf saya untuk kesalahan kecil yang saya lakukan tanpa sengaja.
Maaf saya untuk hal yang saya lakukan dengan benar tapi tidak artinya.
Tapi saya ingin memastikan bahwa dia melihat saya berusaha.
Saya yang selalu menaklukan diri sendiri dengan berkata; bahwa kamu memang sebegitu sulit, tapi sesuatu yang sulit bukan berarti tidak bisa dihadapi.
Terimalah kekurangan, syukurilah kelebihan.
Berbahagia kah kita di atas ketidaksempurnaan?

Aku Sadar Maka Biarlah..

Posted by Mommy Ziza at 12:01 AM 0 comments
Dan akhirnya kini aku pun tau cintamu ternyata bukan untukku. Kau tau? aku sedang menangis. Mungkin memang aku yang salah telah menaruh harapanku padamu, padahal kamu sama sekali tak pernah membalasnya dengan tulus. Apakah, karena ter-PAKSA?

     Aku ingin mengeluarkan semua apa yang kurasakan saat ini. Tapi aku tau, kamu pun takkan pernah mau tau tentang rasa ini. Aku selalu berusaha untuk tetap berjuang, berjalan, bertahan, dan mendoakan hubungan kita, meskipun dengan cara berpura-pura tegar.

     Hanya sebatas menangis, yang bisa kulakukan. Dan jujur, susah banget buat pura-pura bisa cuekin kamu saat ini. Mungkin, inilah saatnya aku berkata: Kamu hanya mempermainkan ku.

     Dan akhirnya aku pun sadar aku tak sesempurna perempuan "normal" yang kamu inginkan, jadi biarlah aku meredam perasaan sakit dan sedihku (yang mungkin menurutmu salah) ini sendirian :')
 

my life my love my story :) Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei